Tukad (sungai) Piuh yang melintasi Desa Batuagung
dan Kelurahan Dauhwaru Kecamatan Jembrana, Jumat (31/5) pagi mendapat sorotan
Bupati Jembrana I Putu Artha. Pasalnya di sungai tersebut telah terjadi
sedimentasi berupa gundukan tanah yang menghambat kelancaran arus air sungai.
Sedimentasi tersebut diketahui saat Bupati Artha melakukan penyisiran di
sepanjang Tukad Piuh.
Sedimentasi tersebut berlokasi di dekat pintu pengaturan air yang berada di Kelurahan Dauhwaru. Bahkan pengendapan tanah yang sudah ditumbuhi tanaman air tersebut lebarnya mencapai setengahnya dari lebar Tukad Piuh, panjang endapan mencapai sekitar 100 meter dengan ketebalan sekitar 45 cm.
Sedimentasi tersebut berlokasi di dekat pintu pengaturan air yang berada di Kelurahan Dauhwaru. Bahkan pengendapan tanah yang sudah ditumbuhi tanaman air tersebut lebarnya mencapai setengahnya dari lebar Tukad Piuh, panjang endapan mencapai sekitar 100 meter dengan ketebalan sekitar 45 cm.
Melihat kondisi endapan yang cukup tebal dan panjang, Bupati Artha meminta endapan tersebut segera dikeruk dan endapannya diangkat dengan bergotong royong. Pasalnya untuk menurunkan alat berat ke sungai tersebut sangat sulit. Puluhan warga Kelurahan Dauhwaru saat itu juga turun ke sungai untuk membersihkan endapan lumpur bercampur sampah di sepanjang sungai. Namun saking tebalnya endapan, pengerukan dengan menggunakan alat cangkul bercakar belum mampu menghilangkan sedimentasi yang sudah padat. Bupati Artha pun lantas meminta jumlah yang gotong-royong diperbanyak. “ Kita akan biayai untuk menghilangkan sedimentasi dari sungai ini “ kata Artha.
Menurut tokoh Subak Sangkaragung I Ketut Gama yang saat itu juga ada di lokasi Tukad Piuh, endapan yang terjadi di Tukad Piuh sebagai akibat dari sampah kiriman dari hulu, sehingga karena pintu air ada di Dauhwaru, sampah bercampur tanah mengendap lebih banyak di dekat pintu air. Tukad Piuh itu sendiri lanjut Ketut Gama merupakan sumber pengairan sawah yang dimanfaatkan oleh Subak Tegalwani, Subak Tegalmaja, Subak Budeng Putih dan Subak Sangkaragung. Ia pun menyanggupi untuk segera bergotong-royong dengan anggota subak yang memanfaatkan air tersebut untuk membersihkan sungai dari pengendapan. “ Ini bukan pekerjaan ringan, diperlukan tenaga yang lebih banyak untuk mengeruk endapan “ ujar Gama.
Sementara itu Bupati Artha menyerukan kepada warga di hulu maupun di hilir, terutama yang ada di sempadan sungai, untuk bersama-sama memelihara kebersihan sungai, dengan tidak membuang sampah apapun ke sungai. “ Saya sangat berterima kasih kepada anggota subak dan warga Dauhwaru yang telah bergotong-royong membersihkan sungai, tetapi masyarakat yang ada di hulu dan hilir sungai utamanya yang tinggal dekat sungai, jangan membuang sampah ke sungai, buanglah pada tempat yang sudah disediakan “ himbau Bupati Artha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar